Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Mamberamo Raya Tahun 2008

papa

Sebagaimana kita ketahui  bersama bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah pengukuran statistik dari pembangunan manusia dimana komponen-komponen dalam penyusunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meliputi ; Lamanya Hidup (longevity), Pengetahuan/tingkat pendidikan (knowledge) dan Standar Hidup (decent living).

Penilaian dan indikator dalam penentuan  Indeks Pembanguna Manusia (IPM) di Kabupaten Mamberamo Raya tahun 2008 didasarkan pada :

1. Angka Harapan Hidup (clip_image002)

Salah satu komponen dalam penyusunan angka IPM adalah Angka Harapan Hidup. Semakin tinggi Angka Harapan Hidup (AHH), memberikan indikasi semakin tinggi kualitas fisik penduduk suatu daerah. AHH juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan derajat kesehatan penduduk.

AHH Kabupaten Mamberamo Raya pada tahun 2008 adalah 64.86 tahun. Artinya, rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh penduduk Kabupaten Mamberamo Raya dari lahir sampai meninggal dunia adalah 64.86 tahun. Fenomena ini mengindikasikan bahwa kemampuan penduduk Kabupaten Mamberamo Raya untuk hidup lebih lama dan hidup sehat termasuk kategori sedang, dimana standar harapan hidup paling tinggi adalah 85 tahun.

image

Walaupun terjadi peningkatan dibanding tahun sebelumnya (64.70), namun AHH Kabupaten Mamberamo Raya masih lebih rendah dibanding AHH Provinsi Papua yang mencapai 68.10. Salah satu faktor yang mempengaruhi masih rendahnya AHH di Kabupaten Mamberamo Raya adalah belum meningkatnya kesadaran penduduk terhadap kesehatan yang terlihat dari sedikitnya pemanfaatan tenaga medis dalam persalinan dan melakukan pengobatan di fasilitas-fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah. Oleh karena itu, program pembangunan dibidang kesehatan antara lain dengan meningkatkan penyediaan tenaga dan fasilitas kesehatan, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat, meminimalkan angka kematian ibu dan anak, melaksanakan imunisasi, melakukan pemberantasan penyakit menular, menyediakan air bersih, memperbaiki sanitasi, serta meningkatkan pelayanan kesehatan sangat diperlukan agar status pembangunan manusia di Kabupaten Mamberamo Raya dapat terus ditingkatkan.

Pada tahun 2008, Mimika memiliki Angka Harapan Hidup tertinggi di Provinsi Papua, yaitu sebesar 69.55 tahun, sedangkan Angka Harapan Hidup terendah terdapat di Kabupaten Merauke (62.13 tahun). Angka Harapan Hidup Kabupaten Mamberamo Raya berada di peringkat ke-25 dari 27 kabupaten/kota di Provinsi Papua.

2. Angka Melek Huruf

Kemampuan membaca dan menulis dipandang sebagai kemampuan dasar minimal yang harus dimiliki oleh setiap individu, agar paling tidak memiliki peluang untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan. Angka Melek Huruf (AMH) menunjukkan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.

Pada tahun 2008, penduduk usia 15 tahun keatas di Kabupaten Mamberamo Raya yang dapat membaca dan menulis baru mencapai 64.10 persen. Dengan kata lain, 35.90 persen penduduk di Kabupaten Mamberamo Raya yang masih buta huruf dan belum menikmati pendidikan dengan baik.

image

Sama halnya dengan AHH, AMH Kabupaten Mamberamo Raya lebih rendah bila dibanding dengan AMH Provinsi Papua yang mencapai 75.41 persen. Pemerintah Kabupaten Mamberamo Raya harus tetap memberikan prioritas dan pemantauan secara terus menerus terhadap program pemberantasan buta huruf, antara lain melalui pelaksanaan wajib belajar 9 tahun, peningkatan sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar, peningkatan kualitas pengajar, dan pembangunan sekolah-sekolah baru.

Pencapaian Angka Melek Huruf tertinggi di Kota Jayapura, dimana 99.09 persen dari total penduduknya dapat membaca dan menulis. Sedangkan Kabupaten Nduga merupakan yang terendah, dimana hanya 30.52 persen penduduknya yang dapat membaca dan menulis. Angka Melek Huruf Kabupaten Mamberamo Raya berada di peringkat tertinggi ke-13 dari 27 kabupaten/kota di Provinsi Papua.

3. Rata-rata Lama Sekolah

SDM yang berkualitas merupakan aset paling penting bagi pembangunan. SDM yang berkualitas adalah manusia yang mempunyai kualitas intelektual, watak, moral, akhlak, dan fisik yang prima serta dapat terbentuk apabila setiap warga dapat memperoleh pelayanan pendidikan dan kesehatan yang merata dan bermutu. Rata-rata lama sekolah bisa digunakan sebagai indikator SDM yang berkualitas. Rata-rata lama sekolah digunakan untuk mengidentifikasi jenjang kelulusan pendidikan penduduk suatu daerah.

image

Angka Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Mamberamo Raya tahun 2008 sebesar 4.32 tahun. Dengan kata lain, rata-rata penduduk di Kabupaten Mamberamo Raya baru bisa menikmati pendidikan rata-rata sampai kelas 4 SD atau belum bisa menikmati program wajib belajar (WAJAR) 9 tahun. Sama halnya dengan pencapaian AHH, angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Mamberamo Raya lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata lama sekolah Provinsi Papua yang sebesar 6.52.

Jika dibanding tahun sebelumnya, besarnya angka rata-rata lama sekolah tidak mengalami peningkatan. Jika kondisi ini tidak segera disikapi oleh pemerintah daerah, terutama dinas terkait maka program wajib belajar selama 9 tahun dapat tercapai dalam kurun waktu yang cukup lama.

Pencapaian angka rata-rata lama sekolah tertinggi berada di Kota Jayapura, yaitu selama 10.86 tahun (rata-rata penduduk Kota Jayapura bersekolah sampai jenjang kelas 1 SLTA). Sementara itu, pencapaian angka rata-rata lama sekolah terendah terjadi di Kabupaten Pegunungan Bintang (2.2 tahun) atau setara dengan kelas 2 Sekolah Dasar. Angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Mamberamo Raya berada di peringkat tertinggi ke-14 dari 27 kabupaten/kota di Provinsi Papua.

4. Pengeluaran Riil yang Disesuaikan

Rata-rata pengeluaran konsumsi riil merupakan komponen dalam penyusunan Indeks Standar Hidup. Selanjutnya dilakukan penyesuaian (adjustment) dengan rumus Atkinson.

Berbeda dengan komponen kesehatan dan pendidikan yang yang kontribusinya sulit diperbesar karena berkaitan dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat. Pengeluaran riil yang disesuaikan akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan kesejahteraan penduduk sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.

image

Dari hasil penghitungan, diperoleh gambaran rata-rata pengeluaran riil penduduk Kabupaten Mamberamo Raya tahun 2008, yaitu sekitar Rp 596.110,- per tahun. Angka ini lebih tinggi dibanding keadaan tahun 2007 (Rp 591.230,-). Dibanding dengan pencapaian pengeluaran riil yang ideal sebesar Rp 737.720,- bisa dikatakan kemampuan penduduk Kabupaten Mamberamo Raya untuk memenuhi penghidupan yang layak masih jauh dari target seharusnya. Hal ini mengindikasikan pembangunan manusia di Kabupaten Mamberamo Raya kedepannya perlu lebih memfokuskan terutama peningkatan pembangunan ekonomi baik dari segi laju pertumbuhannya maupun pemerataan hasilnya.

Pencapaian angka rata-rata pengeluaran riil penduduk tertinggi berada di Kabupaten Yapen Waropen, yaitu Rp 631.910. Sementara itu, pencapaian angka rata-rata pengeluaran riil penduduk terendah terjadi di Kabupaten Yalimo (Rp 565.210,-). Pencapaian angka rata-rata pengeluaran riil penduduk Kabupaten Mamberamo Raya berada di peringkat tertinggi ke-11 dari 27 kabupaten/kota di Provinsi Papua dan berada di bawah Kabupaten Waropen (Rp 602.420,-).

5. IPM Kabupaten Mamberamo Raya

IPM merupakan gambaran komprehensif mengenai tingkat pencapaian pembangunan manusia di suatu daerah, sebagai dampak dari kegiatan pembangunan yang dilakukan di daerah tersebut. Perkembangan angka IPM, memberikan indikasi peningkatan atau penurunan kinerja pembangunan manusia pada suatu daerah.

Kinerja pembangunan manusia Kabupaten Mamberamo Raya tercermin pada angka IPM tahun 2008 yang mencapai angka 57.78. Pencapaian angka IPM tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2007 yaitu sebesar 57.31. Dengan pencapaian IPM 57.78 maka Kabupaten Mamberamo Raya menurut Konsep Pembangunan Manusia yang dikembangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) masuk dalam kategori kinerja pembangunan manusia ”rendah” dengan angka pencapaian IPM kurang dari 50.0.

image

Dibanding dengan IPM Provinsi Papua, pencapaian IPM Kabupaten Mamberamo Raya dari tahun 2007 sampai sekarang selalu dibawah angka IPM provinsi (lihat Gambar 3.5).

Apabila dirinci menurut kabupaten/kota yang berada di wilayah Papua, pencapaian IPM Kabupaten Mamberamo Raya berada diperingkat ke-14 dari 27 kabupaten/kota se-Papua. Peringkat IPM terendah terjadi pada Kabupaten Nduga dengan pencapaian sebesar 47.45. Sedangkan pencapaian IPM tertinggi diraih oleh Kota Jayapura yaitu sebesar 74.56. Sedangkan jika dirinci menurut kabupaten/kota yang berada di Indonesia, pencapaian IPM Kabupaten Mamberamo Raya pada tahun 2008 berada di peringkat ke-469 dari 483 kabupaten/kota.

Posisi dan Urut IPM Kabupaten Mamberamo Raya di Provinsi Papua dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

image

6. Reduksi Shortfall

IPM juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemajuan pencapaian terhadap sasaran ideal (IPM = 100) yang biasa disebut shortfall. Angka tersebut mengukur rasio pencapaian kesenjangan antara jarak yang sudah ditempuh dengan yang harus ditempuh untuk mencapai kondisi yang ideal. Semakin tinggi angka shortfall, semakin cepat kenaikan IPM.

image

Selama periode 2007-2008, IPM Kabupaten Mamberamo Raya mengalami kenaikan sebesar 0.47 point. Kenaikan tersebut bisa dilihat dari reduksi shortfall yang menunjukkan angka positif 1.09. Kenaikan IPM Kabupaten Mamberamo Raya disebabkan adanya perbaikan/peningkatan pada komponen angka harapan hidup, dan pengeluaran riil yang disesuaikan.

Besaran angka IPM menurut wilayah (kabupaten/kota) menunjukkan fenomena yang semakin heterogen. Hal ini tercermin dari semakin besarnya range antara angka IPM tertinggi dengan angka IPM terendah. Perbedaan tersebut terjadi karena prioritas sasaran program maupun kebijakan yang diambil masing-masing daerah tidak sama.

Pengukuran dan perhitungan diatas dilakukan oleh BPS Provinsi Papua bekerja sama dengan Bappeda Kabupaten Mamberamo Raya TA 2009

6 tanggapan untuk “Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Mamberamo Raya Tahun 2008

  1. Menarik! Karena sejalan dengan bahasa kegiatan perencanaan yang juga terdiri dari 6 (enam) fokus:
    Ad 1: Identifikasi Masalah
    Ad 2: Penyusunan Kebijaksanaan Alternatif
    Ad 3: Pengkajian Alternatif Alternatif
    Ad 4: Penetapan Alternatif
    Ad 5: Pengendalian
    Ad 6: Evaluasi

    Mohon periksa SOP berikut:
    http://old.bappenas.go.id/index.php?module=ContentExpress&func=display&ceid=540&meid=

    Sesuai SOP, saran saya mohon Pilar Perencana diperkuat. Pilar tersebut adalah :
    I. Pilar Pendidikan
    II. Pilar Perencanaan (6 kegiatan perencanaan tersebut diatas)
    III. Pilar Organisasi Profesi Perencanaan
    IV. Pilar Pendukung

    Salam, Tjahjo

    1. Terima Kasih Mas Tjahjokartiko Gondokusumo buat saran dan masukannya, saat sekarang kamu berusaha untuk menguat dan berfokus pada pilar yang mas sebutkan diatas. Memang banyak kekurangan dan keterbatasan kami saat ini karena SDM kami yang belum memadai, Insya Allah seiring waktu kami akan sempurnakan.

      Greetings,
      Benfrizs C Reynolds Malau,SE
      Bappeda Kabupaten Mamberamo Raya

  2. hormat kk! trimakasih atas perhatiannya kepada kami…!! saya atas nama: imanuel makmaker asal gesa baru benuki disterik benuki mamberamo barat. kuliah di jogjakrta AKADEMI (AMAYOGYAKARTA) angkatan 2006/2007 Jurusan konsentrasi manajemen administrasi transportasi udara s’karang lagi mau PKl (praktek kerja lapangan) bisakah ade imanuel pkl. di bandara kasonaweja?? salam hormat.

  3. Buat bapak bupati tolong perhatikan kami putra daerah mamberamo saya putra mamberamo satu-satunya yang ada di penerbangan jogjakarta…. ingin membuktikan bahwa orang mamberamo juga bisa bawa pesawat di negerinya sendiri. hormat saya ; imanuel makmaker mahasiswa penerbangan jogjakarta.

  4. Salam semangat membangun, sebagai kabupaten pemekaran baru tentunya data base menjadi hal penting termasuk IPM yang mencerminkan besaran dana pembangunan yang berdampak pada kualitas hidup manusia (UHH, Melek Huruf dan daya beli masyarakat). Namun sebagai indeks angka ini harus diterjemahkan (dibedah) agar SKPD dapat terus mendorong peningkatannya melalui rencana dan implementasi pembangunan yang berkualitas. Dari pengalaman saya, Bappeda MR perlu menyusun potret Sosial-ekonomi-budaya dan infrastruktur sebagai data base yang merupakan terjemahan IPM. Saya senang kalau bisa berdiskusi.

    John Rahail/08124209941
    Institut Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (ICDp)

  5. Bravo Mamberamo,, klo bs Bapak masukkan jg luas wilayah Kabupatennya srta letak wilyah perbatasannya biar saudra2 kt di negeri ini lebih mengenal daerah tata letak kabupaten bapak..

Tinggalkan Balasan ke Tjahjokartiko Gondokusumo Batalkan balasan